🌘 Pemuda Sekarang Pemimpin Masa Depan
Pemuda yang berkualitas akan menjadikan negara berkualitas. Tantangan bonus demografi merupakan peluang untuk kemajuan generasi muda. Sebenarnya, apa itu bonus demografi, bagaimana tantangannya, apa keuntungannya, dan apa upaya yang bisa dilakukan untuk memanfaatkannya?
Trisman March 30, 2022. Khotbah untuk anak muda zaman sekarang atau pemuda Kristen masa kini 2022. Selamat datang di daftar renungan untuk anak-anak muda. Kali ini saya berbagi untuk anda kebenaran firman Tuhan yang ditunjukkan untuk pemuda atau remaja Kristen. Berikut ini khotbah untuk anak muda zaman sekarang;
Menguatkan Peran Pemuda di Era Digital. Jumat, 25 Februari 2022 | 07:37 WIB. Oleh : Administrator. Anak-anak muda adalah agen perubahan karena kemampuan adaptif mereka terhadap perkembangan teknologi digital dan mampu mentransformasikannya sebagai sebuah kekuatan ekonomi digital. Indonesia memiliki kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia akan
4 Peran Generasi Muda dalam Memperkuat Ketahanan Nasional. Generasi muda adalah kekuatan yang tak boleh diremehkan dalam memperkuat ketahanan nasional sebuah negara. Mereka bukan hanya pewaris masa depan, tetapi juga aktor yang memiliki peran penting dalam pembangunan dan pertahanan negara. Di Indonesia, generasi muda memiliki potensi besar
Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: ‘Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini.'” (QS Al Kahfi: 24) Ayat-ayat ini mengakui bahwa tidak semuanya akan berjalan sesuai rencana kita. kita memang harus membuat rencana. Kita masih harus berusaha, tetapi pada akhirnya
Masa depan suatu bangsa terletak ditangan generasi muda, karena merekalah yang akan membangun dan menggantikan pemimpin bangsa sebelumnya. Pemuda merupakan generasi yang mempunyai harapan untuk membangun negeri ini, namun dilain sisi banyak sekali masalah-masalah yang menghadang, apabila tidak ditanggapi dengan serius maka mengakibatkan
Pemuda Inspirasi Masa Kini. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. " Pemuda saat ini adalah pemimpin masa depan. Karenanya jika kau ingin mengetahui bagaimana suatu negara dimasa yang akan datang maka lihatlah pemudanya yang sekarang".
1. Memberdayakan anggota dengan baik. Salah satu hal yang paling menonjol dari gaya leadership milenial adalah mereka mampu merangkul anggota dengan baik layaknya keluarga. Dilansir dari Forbes, tak heran apabila milenial merangkul anggotanya dengan baik saat menjadi pemimpin. Ketika menjadi anggota mereka merasa dikasih kebebasan untuk membuat
Hal yang menjadi penyebab utamanya adalah perbedaan gaya hidup, kecanggihan teknologi, dan kebiasaan yang bikin anak muda tidak aktif bergerak. Berikut adalah beberapa alasan anak muda zaman sekarang lebih jompo ketimbang orang tua mereka, sebagaimana dilansir Bustle. 1. Paparan cahaya biru dari gadget. Milenial cukup akrab dengan gadget
. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pemimpin adalah kata yang tidak asing bagi kita, [caption id="" align="alignright" width="640" caption="Source kita tentu tahu bahwa setiap kelompok mempunyai pemimpinnya masing-masing. Mulai dari tingkat yang paling kecil yaitu keluarga mempunyai kepala keluarga sebagai pemimpin hingga setingkat lembaga negara yaitu presiden sebagai pemimpin bagi rakyatnya. Seorang pemimpin harus mampu berinteraksi dengan dengan sesamanya dan dengan lembaga atau kelompok apa yang Ia pimpin dan juga dapat bersinergi dengan lingkungan dimana Ia memimpin. Namun, saat ini kita sedang berada dimasa dimana kita kekurang pemimpin-pemimpin yang mempunyai mental yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh negara. Pemimpin yang dibutuhkan bukan sekedar mampu bertindak, namun pemimpin yang memiliki yang benar-benar peduli kepada bangsa dan negaranya dan itu dimulai dari lembaga kecil. Pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi untuk mepimpin karena ini memang sebuah Anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa untuk dapat memimpin dirinya sendiri terlebih dahulu. Ketika seseorang telah berhasil memimpin dirinya maka Ia punya potensi yang besar untuk memimpin suatu lembaga. Untuk lebih lanjut mengenai pemimpin, berdasarkan Pancasila bahwa pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya. Ing Madya Mangun Karsa Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya Tut Wuri Handayani Pemimpin harus mampu mendorong orang–orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab. Merujuk pengertian pemimpin menurut Pancasila, bahwa setiap orang yang mempunya mental pemimpin adalah mereka yang mampu untuk mendorong, menuntun dan membimbing sesamanya dan lembaga yang ia pimpin. Untuk itu ketika setiap orang yang mempunyai potensi untuk memimpin namun tidak mengembangkan potensi itu maka pemimpin yang terlahir akan semakin sedikit jumlahnya dan akan berakibat pada nasib bangsa dan negara kedepannya. Dunia akan senantias berubah, pemimpin baru akan menggantikan pemimpin lama, itu akan terus berulang. Kenyataannya sekarang pemimpin-pemimpin yang lahir hanya sedikit yang mampu untuk membawa perubahan, banyak diantara mereka pemimpin yang tidak sanggup membawa kebaikan kepada lembaga yang dipimpinnnya, sebagai contoh korupsi, kolusi dan nepotisme adalah hal-hal yang umum yang dapat meruntuhkan jiwa dan mental kepimimpinan yang dimiliki oleh seorang yang sedang memimpin. Kepemimpinan masa sekarang dilahirkan dari pemuda masa lalu dan pemimpin masa depan dilahirkan dari pemuda sekarang. Pemuda yang berpotensi jadi pemimpin menggantikan generasi pemimpin lama akan senantiasa muncul dengan segala visi misi dan ideologinya masing-masing. Namun, saat ini banyak pemuda yang mecitrakan dirinya apatis, ego yang tinggi, dan tidak memikirkan nasib bangsa dan negaranya kedepan. Ini tentu sangat mengkhawatirkan, ketika generasi yang digadang-gadang sebagai agen perubahan yang diharapkan mampu menciptakan inovasi dan kreasi bagi bangsa dan negaranya dihambat oleh sifat-sifat pemuda ini sehingga menghasilkan pemimpin yang tidak sesuai dengan kriteria dan mental kepemimpinan. Untuk itu, jiwa kepemimpinan pemuda yang mempunyai potensi perlu dipersiapkan sangat matang dari dalam diri pribadi pemuda itu sendiri. Pemuda harus memiliki mental dan pola pikir mindset yang baranggapan bahwa negeri ini harus terus diperbaiki, dikembangkan dan butuh inovasi baru. Dengan itu pemimpin-pemimpin muda akan terus dilahirkan, akan terus ada dan akan terus membuat bangsa dan negara ini semakin baik dan manjadi harapan besar bagi rakyat yang nantinya akan di pimpim dengan jiwa kepemimpinan yang dimiliki oleh pemuda. Beberapa hal yang harus di dilakukan oleh pemuda adalah dengan menyatukan persepsi tentang urgensi peran pemuda nantinya saat adanya peralihan kepemimpinan sebagai solusi atas kebutuhan dan tuntutan bangsa dan negara ke depannya. Para pemuda pun harus secepatnya mempersiapkan diri sebagai calon-calon pemimpin masa depan, karena setiap masa yang dinamis pasti selalu ada regenerasi dari generasi tua ke generasi muda. Tak sampai di situ, para pemuda sebagai calon pemimpin masa depan harus sadar akan peran mereka yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Proses pembentukan mental dan karakteristik pemimpin dari kalangan pemuda yang berbeda-beda akibat adanya perbedaan daerah asal dan lingkungan masing-masing. Untuk itu pada saat pemuda ada di lembaga pendidikan setingkat universitas adalah masa dima pemuda itu belahar dan terbetuknya jiwa-jiwa kepeminpinan yang sebebarbya sebagai modal kepemimpinan yang di butuhkan bangsa kedepannya. Bukan hanya sebagai mahasiswa yang hanya memiliki kemampuan akademik saja. Namun, pemuda harus mampu dan dapat memliki pengatahuan keorganisasian dan pemahaman kepemimpinan sebagai dasar mereka dalam memimpin lembaga-lembaga besar. Kita tentu tahu perkataan Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno tentang pemuda yaitu "Berikan aku 1000 anak muda maka aku akan memindahkan gunung tapi berikan aku 10 pemuda yg cinta akan tanah air maka aku akan menguncang dunia." Maka dapat kita simpulkan bahwa pemuda lah yang dapat memberikan gebrakan baru terhadap bangsa dan negara bahkan dunia. Banyak diantara generasi muda yang masih belum bisa menentukan masa depannya sebagai pemimpin aau sebagai yang dipimpin. Mereka yang dianggap mampu secara tersirat namun masih memiliki mental-mental pragmatis yang menginginkan hal-hal yang bersifat instan dalam kempeminpinan yang diembannya. Kampus merupakan salah satu lembaga di mana pembangun karakter pemuda yang berstatus mahasiswa dapat dibangun lebih dalam lagi. Disinilah para pemuda terjun lebih dalam lagi dalam memperoleh pengalaman dalam meminpin baik dalam organisasi kemahasiswaan dan Unit Kegiatan Mahasiswa UKM. Organisasi dan UKM merupakan sarana bagi pemuda yang bersatus mahasiswa dan yang sangat berperan dalam meningkatkan potensi yang dimiliki, dan sebagai wadah implementasi dari segala ilmu yang pemuda dapatkan dan sebagai peraktek kepemimpinan langsung dari pengalaman dan ilmu yang elah mreka dapatkan. Dalam organiasi pemuda mendapat wawasan yang lebih tentang kepeminpinan, cara berpikir yang lebih ke pada kepenting bersama, kemampuan sosialisasi dan manajemen kepemimpinan. Dan di kampus adalah salahstu tempat dimana para para calon pemimpin masa depan yang berasal dari kalangan pemuda dapat berinteraksi dan beraktualisasi bagi linkungan sekitaranya. Sebagai seorang calon pemipin, pemuda harus dapat menjadi pribadi yang aktif, kreati dan tanggap serta kritis sebagai modal awal untuk menjadi seorang calon pemimpin. Namun, timbul sebuah pertanyaan bagaimana masa depan bangsa ketika calon pemimpin dari kalangan muda ketika mereka memilki ego yangtinggi dan cenderung apatis dan pasif kepda linkungan sekiratnya? Untuk itu dengan adanya organisasi yang ada ditengah tengah pemuda khususnya mahasiswa sebagai alat untuk pendorang agar dapat lebih peduli dan memperhatikan lingkungan sekitar hingga dibenak para pemuda timbul pola pikir menjadi seorang pemimpin bagi nusa dan bangsanya. Dan diharapkan serta terus di inisiasi kepada para pemuda untuk mulai memiliki jiwa kepemimpinan dan segera mengembangkan serta mengasahnya, karena jiwa pemimpin memang mungkin dapat dikatakan sebagai bawaan lahir tetapi kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin diperlukan sebuah persiapan yang matang dan pembelajaran yang maksimal dari pribadi diri sendiri. Untuk itu cermian pemuda sekarang mentukan keberasilan kepemimpinan pemuda di masa depan. Lihat Lyfe Selengkapnya
Dok. IDN Times/Istimewa Penulis adalah Taufan Teguh Akbari, pendiri Rumah Millennials sekaligus Deputi Direktur 3 LSPR Jakarta. Penulis merupakan ahli di bidang kepemimpinan, kepemudaan, komunikasi, dan pergerakan IDN Times - Indonesia sedang dalam proses memasuki bonus demografi di 2025–2030. Jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan terus meningkat dari 238,5 juta pada 2010 akan menjadi 305,6 juta jiwa pada 2035. Besarnya jumlah peningkatan penduduk ini berpotensi mendatangkan bonus demografi bagi bangsa demografi membuat penduduk usia produktif yang berpotensi menggerakkan ekonomi Indonesia untuk menjadi semakin banyak. Diperkirakan pada 2045, pemuda yang dalam usia produktif saat ini akan menjadi generasi emas. Mereka inilah yang saat ini sedang duduk di sekolah dasar dan mereka pula yang akan menggerakkan perekonomian Indonesia kelak di masa disiapkan dan dikawal dengan baik, maka bonus demografi dapat mengakselerasi hadirnya millennial Indonesia mandiri yang berkualitas tinggi. Sebaliknya, jika momentum ini tidak dimanfaatkan akan menjadi bencana dan petaka. Banyaknya Sumber Daya Manusia SDM produktif yang tidak berkualitas akan menimbulkan banyak masalah, mulai dari pengangguran, kemiskinan hingga tingkat kriminalitas yang ini tengah terjadi pergeseran dalam gaya kepemimpinan seiring dengan perkembangan teknologi yang mengubah pola kehidupan manusia di seluruh belahan dunia. Tidak ada batas minimum bagi pemuda mendapat amanah besar di kursi pengambil kebijakan dan pada level strategis di dalam ketidakpastian dan ketidakjelasan, Indonesia dihadapkan dengan beragamnya masalah yang makin menantang dan kompleks. Level kepemimpinan lintas sektor sudah harus berani memberikan ruang berkembang dan bertumbuh bagi calon pemimpin di perusahaan atau organisasinya. Generasi millennial yang berpotensi, perlahan sudah harus diberikan kesempatan dalam ruang formal untuk mengambil peran sebagai policy maker’.1. Konsep Leadership IDN Times/IstimewaKonsep Leadership berfokus pada keterlibatan tim, kemampuan individu, keterampilan memotivasi dan pabrikasi ide-ide super kreatif. Hal ini akan menghasilkan budaya kerja yang terbuka, transparan dan inovatif. Yang pasti, para pemimpin millennial saat ini mayoritas sudah menggunakan teknologi dalam menjalankan aktivitas pekerjaannya. Seakan, teknologi sudah tidak terpisahkan lagi dalam perusahaan, organisasi, komunitas atau project’ yang mereka pimpin.Millennial leader’ yang agile berhasil mengajak organisasinya dengan cepat mengakomodasi perubahan. Dalam Global Leadership Forecast 2018, mengatakan bahwa respons yang dimiliki oleh tipe kepemimpinan digital jauh lebih cepat dibandingkan pemimpin yang gagap teknologi atau tidak mengikuti tren teknologi kalau melihat tren penggunaan internet di Indonesia yang diproyeksikan mencapai 175 juta pada tahun ini menunjukkan pentingnya dan semakin menguatnya tren digital memungkinkan organisasi saat ini untuk meningkatkan kapasitasnya dalam mengimbangi berbagai percepatan dalam dunia industri dengan penuh percepatan karena hadirnya teknologi di semua pengamatan berbagai macam sumber, terdapat lima dimensi dari kepemimpinan saat ini. Yang pertama adalah kompetisi, bagaimana pemimpin muda membaca dan merespons terhadap iklim kompetisi yang ketat dan semakin kompleks. Sikap pemimpin dalam merespons dan bereaksi dalam kompetisi sangat menentukan keberhasilan dari bisnis. Kedua, hirarki. Pemimpin mengedepankan pengambilan keputusan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh anggota organisasi dalam menentukan langkah yang dipilih. Hasil keputusan yang diambil secara egaliter akan memaksimalkan berbagai peluang dan kesempatan, hal ini karena seluruh anggota kunci dalam organisasi dilibatkan secara adalah pengembangan talenta di bidang teknologi, pemimpin memanfaatkan talenta individu agar dapat terus mengeksplorasi dan memaksimalkan penggunaan potensi guna memaksimalkan kemajuan teknologi di setiap bidang yang relevan. Pemimpin menganut paham multiperspektif. Mereka juga bersifat inklusif yang menghindari membeda-bedakan pasar, keterampilan dan keahlian. Mudahnya akses teknologi informasi yang bisa diakses dimanapun, siapapun dan kapanpun menjadikan inklusifitas menjadi sikap dan standar baru pemimpin perlu lebih banyak mengedepankan dialog berupa internalisasi visi, nilai dan budaya kerja kepada seluruh karyawan yang merupakan stakeholder internal organisasi. Generasi millennial cenderung berperilaku antusias jika tindakannya memiliki arti meaning pada Global Leadership Forecast 2018, perusahaan yang purposeful meningkat performanya menjadi 42 persen. Ini juga sejalan dengan millennial yang ingin bekerja dengan perusahaan yang punya dampak. Jika dilihat dari statistik ini, menunjukkan bahwa pemimpin harus punya kapabilitas digital yang mumpuni karena generasi sekarang semakin terkoneksi dan up to date terhadap berbagai berhasil menjadi pemimpin yang inklusif, pemimpin perlu mahir menempatkan diri sebagai coach, mentor, leader, dan kawan baik bagi anggota organisasinya. Sebagian besar milenial saat ini menyukai perusahaan yang memberikan frekuensi lebih banyak untuk pembelajaran dengan mendapatkan mentoring dan training dari pemimpin atau sosok inspiratif lainnyaKeempat, hiper-konektivitas. Kondisi ini memungkinkan kepemimpinan yang berjejaring dari level mikro hingga makro, dimana keberadaan dan pemanfaatan teknologi merupakan hal utama bagi organisasi untuk dapat mengembangkan secara masif ekonomi satu tugas utama menjadi pemimpin adalah menguasai fungsi media sosial sebagai platform jitu untuk memperkuat koneksi dan menjalin hubungan dengan orang lain. Hyper-konektivitas dalam konteks kepemimpinan berarti terhubungnya manusia, organisasi dan mesin melalui seperangkat teknologi digital. Hal ini dekat dengan salah satu pendekatan literature kepemimpinan yaitu kepemimpinan berjejaring network leadership. Dalam konsep kepemimpinan ini, membangun relasi dengan masyarakat atau multistakeholder adalah hal yang utama dan prioritas. Ketika masa kepemimpinan lalu kolaborasi tertunda karena ego dan harus dipaksakan, maka pemimpin milenial melakukan dengan sukarela dan dan berkolaborasi menjadi bahan bakar organisasi untuk terus hidup, dinamis dan berkembang. Mereka adalah millennial network leaders’ yang mampu mengalokasi dan memobilisasi sumber daya yang dimiliki untuk berkarya atau bekerja di luar batas administrasi, berinteraksi dengan orang dari berbagai latar belakang organisasi, karakter dan yang ingin saya tegaskan di sini, pemimpin wajib berperan sebagai pemimpin jejaring yang mau dan mampu membangun jaringan sebanyak, seluas dan sedalam adalah transparansi. Pemimpin mengedepankan komunikasi terbuka open dan kejujuran honest. Kepemimpinan yang baik selalu dimulai dengan komunikasi yang baik, hal ini dibangun dengan kebiasaan berkata jujur dalam berpikir dan kepemimpinan menjadikan transparansi menjadi budaya utama organisasi atau perusahaan. Pemimpin Millennial sudah terbiasa dengan ketidakpastian dan perubahan, hal ini karena sejak lahir mereka sudah dibesarkan dalam situasi dan kondisi dunia yang tidak mapan. Saat berbagai informasi mengalir deras secara global hanya dengan hitungan detik, maka transparansi tidak hanya diharapkan tetapi juga tidak bisa dihindari. 2. Peran millennial Times/IstimewaPerubahan selalu berawal dari hal yang paling kecil dan butuh proses. Terkadang, kita tidak sabar untuk meraih hasilnya sehingga menjadi tergesa-gesa dan hasilnya pun tidak maksimal. Bergeraklah pelan, namun tetap progresif. Akan ada momennya ketika kita ingin bergerak ke arah yang lebih banyak masalah, tetapi jika generasi mudanya hanya diam, permasalahan yang ada akan terus bertambah sehingga bonus demografi pun tidak termanfaatkan dengan baik. Selain itu, kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah karena mereka juga punya segudang topik yang harus Indonesia dengan luas wilayah sepanjang km, pulau dan 300 juta orang pada 10-20 tahun mendatang bukanlah suatu hal yang mustahil ketika menjalankan prinsip Pareto dalam kepemimpinan Bagaimana potensi pemimpin millennial sebesar 20 persen dapat membawa perubahan masif di lintas lini yang berdampak positif kepada 80 persen masyarakat begitu, siapapun yang ingin diberikan amanah besar sebagai pemimpin tentunya harus mampu memantaskan diri terlebih dahulu. Kapasitas, kompetensi, daya saing, jam terbang, sikap dan keterampilan menentukan tingkat kepantasan pemuda dalam menjadi pemimpin Mungkin bahasa premannya, harus tahu diri’ sebelum mengambil peran lebih jauh sebagai seorang pemimpin. Baca Juga Rektor Unhas Generasi Millennial Jangan Jadi Beban Demografi
Read 8,179 “pemuda masa kini, pemimpin masa depan” شُبَانُ اليَوم رِجَالُ الغَد menjadi generasi pemimpin yang cerdas berliterasi Pemuda merupakan generasi yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Dimana peran pemuda sangatlah diharapkan, karena merupakan pewaris bangsa yang akan menjadi sosok pemimpin selanjutnya. Baik buruknya bangsa kita kedepannya dapat dicerminkan dari para pemuda saat ini. Pemuda yang peduli akan bangsa, maka tidak bersikap acuh dan senantiasa berusaha mencari cara agar bangsanya semakin maju. Pemimpin adalah seorang yang memiliki kemampuan mengatur jalannya suatu sistem dan memberi pengaruh serta mengarahkan kepada orang-orang yang ia pimpin sehingga dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan. Ada banyak cara untuk menjadi generasi pemimpin penerus bangsa, salah satunya yaitu dengan literasi. Literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis akan tetapi kepiawaian kita berbahasa saat berkomuikasi, berpikir kritis dalam memecahkan masalah, menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dan pandai berhitung itu juga termasuk literasi. Bagaimana kita dapat menjadi seorang pemimpin jika kita tidak cerdas berliterasi. Cerdas berliterasi merupakan indikator penting untuk meningkatkan prestasi generasi muda dalam mencapai kesuksesan. Penanaman literasi harus disadari karena menjadi modal utama dalam mewujudkan bangsa yang cerdas. Padahal, budaya literasi bermanfaat dalam mewujudkan peran generasi muda dalam aspek pembangunan negara. Membaca dan menulis adalah kunci awal dalam kesuksesan. Apalagi menjadi seorang pemimpin tentu harus memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas, dengan rajin dan sering membaca kita tidak akan ketinggalan zaman. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS al -Alaq [96] 1-5, di ayat tersebut Allah dengan tegas memberi perintah kepada manusia untuk “اِقْرَأْ” artinya “Bacalah”. Membaca dan menulis bukan hanya buku tapi membaca dunia, yang diawali dengan membaca hal kecil yang bermanfaat. Karena dari literasi banyak sekali manfaatnya mulai dari menambah pembendaharaan kosa kata, meningkatkan kemampuan menganalisis, menambah wawasan, mengoptimalkan kinerja otak, membantu meningkatkan daya fokus dan masih banyak lagi. Tentu saja menjadi seorang pemimpin memerlukan itu semua. Mulailah dari membaca dan menulis apa yang kita sukai. Di jaman sekarang, semakin berkembang teknologi kita tidak perlu bingung untuk mencari dan membeli buku, karna kita bisa mengaksesnya melalui smartphone. pada saat ini hampir semua orang memiliki smartphone, dan jangan lupa ya Gens yang pasti ada kuotanya hehehe. Di smartphone kita bisa membaca melalui ebook atau PDF. Jadi, ayo Gens kita sebagai generasi pemimpin harus senantiasa meningkatkan budaya literasi. Kalau bukan kita siapalagi
pemuda sekarang pemimpin masa depan